Museum Bahari: Berjalan Sepanjang Sejarah Indonesia
Berada di titik 0 Jakarta ,di Sunda Kelapa, tempat awal mula Jakarta. Aroma dari laut Jawa, sungai
Ciliwung, pasar Ikan membawa sang kala menuju Jakarta di kala milik kerjaan
Sunda dan kelapa di sekitarnya. Ketika Sunda Kelapa diambil alih Fatahilah,
kota ini menjadi Jayakarta dan bersamaan dengan itu lenyaplah kerajaan Sunda.
Berjalan santai ke komplek musium Bahari ini, membuat
nostalgia di kala Jayakarta telah berubah nama menjadi Batavia. Di sini, tempat
kosmopolitan dan kompleksitas kota dimulai memberikan tutur cerita dari
bangunan, kehidupan dan cerita. Sebuah gudang milik VOC, menjadi tutur dalam
bentuk koleksi kehidupan di laut.
Letak musium ini berada di muara sungai Ciliwung ke laut Jawa,
dan bersebelahan dengan pelabuahan Sunda Kelapa. Di depan komplek ada sebuah
menara, menara yang digunakan sebagai menara penjaga saat ini dinamai dengan
menara Syahbandar. Tangga terbuat dari kayu, dan memiliki warna warni membuat
perjalanan 5 tingkat menjadi menyenangkan. Merah, warna yang berada dipuncak,
memiliki pemandangan 360 derajat kawasan Sunda Kelapa.
Pemandangan yang menggangu perhatian adalah, sempitnya dan
kotornya sungai Ciliwung. Bagaimana
dengan jutaan orang yang telah membuang segala kotoran melalui sungai, masih
bisa mengalir ke laut? Bahkan masi saja ada orang yang tinggal di bantaran
kali, kalau gak sengaja jatuh ke sungai bisa langsung mati keracunan bayangku.
Sisi indahnya berada ketika melihat kapal-kapal berdampingan di pelabuhan.
Kondisi Sungai Ciliwung dilihat dari Menara Syahbandar |
Perahu dan laut, bagaimana imajinasi anda begitu mendengar
itu? Pelayaran itu seperti pergi ke dunia antah berantah, laut nan luas tidak
terlihat ujungnya, dan cuaca yang tidak pasti ketika melaluinya. Ketika
berlabuh, kejutan telah menanti! Budaya
baru, udara yang baru, dan penemuan yang baru Berlabuh dan berlayar lagi,
cerita pelayaran ini terangkum dalam Musium Bahari lantai 2.
Tempat tersembunyi di Museum Bahari, Silakan ke sini untuk menemukannya . |
Diorama dan kisah yang tersimpan dalam booklet petualang
hebat ada di sini. Dari Marco Polo, Ibnu Batutta, Fa Hsien, Vasco de Gama
hingga Fatahillah tersimpan diorama dan kisahnya. Namun sayangnya, lantai 2
yang baru direnovasi ini kurang memiliki eksekusi yang baik. Konsepnya sudah
sangat baik, dan satu yang paling berkesan adalah nama Malahayati. Seorang
laksamana wanita dari Aceh ini pertama di dunia, dan dia juga berhasil
menghalau Belanda untuk menguasai
pelabuhan di Aceh. Perlu waktu 200 tahun lagi ketika Belanda menguasai Aceh di
tahun 1700an.
Di lantai pertama, koleksi dan papan informasi sudah menua
dan kusam. Menarik ketika melewati dan mengamati sekitarnya, bahwa pintunya
sangat pendek dan jendelanya juga begitu rendah. Ternyata ketinggian air laut
terus meningkat, atau amblesnya tanah membuat gedung ini kehilangan tingginya.
Ada beberapa perahu model, dan perahu tradisional. Budaya
bahari Indonesia memiliki kekhasan dan keelokan dari setiap pulaunya. Kapal
dari Papua ini berasal dari satu kayu dan memiliki kekhasan dari burung
Cendrawasihnya. Lalu ada pula foto laksamana Indonesia, dan yang menarik bahwa
ternyata ada pahlawan nasional berketurunan Tionghoa. Dia adalah John Lie,
seorang laksamana yang berhasil menghalau Belanda dan RMS di Maluku. Pada jaman
awal kemerdekaan, pelayar ulung ini yang berhasil menyelundup pertahanan
Belanda di Singapura selama 15 kali.
Perjalanan ke musium Bahari berada dekat sekali dengan kota
metropolitan, namun berada di sana imajinasi sudah berkeliling dunia. Kadang
jalan-jalan tidak perlu melewati jarak yang jauh, hanya dengan sedikit usaha
dan teman jalan yang amazing maka perjalanan dapat begitu memuaskan.
Musium Bahari dari tengah-tengah. Suasana ini sangat mendukung imajinasi pergi ke Portugal atau Spanol pada jaman eksplorasi |
Contoh-contoh koleksi kapal yang berada di Musium Bahari |
Menara Syahbandar yang dahulu digunkana untuk mengawasi jalur kapal di Sunda Kelapa |
Musium Bahari: Terletak di Pasar Ikan 1, dapat ditempuh
dengan jalan kaki dari Stasiun kota selama 20 menit atau dengan sepeda onthel
yang disewa di kota. Harga tiket 5.000 per orang dan guide 35.000 per grup.
Menara Syahbandar: Berada di sebrang musium bahari. Tidak
ada biaya masuk, dan jangan lupa ada KM 0 di dekat menara.
Komentar
Posting Komentar