24 Jam Pertama Catatan Perjalanan di Kyoto Jepang

Kyoto adalah kota yang tiada dua di dunia, jika ada satu kota yang wajib dikunjungi itu adalah Kyoto. Kyoto merupakan kota yang romantis, tenang dan cantik, penuh dengan kuil yang penuh dengan misteri, jalanan kuno bekas distrik geisha dan juga sentuhan modern yang cantik. Begitu banyaknya atraksi dalam satu kota membuat saya sulit menentukan pilihan, dan hampir semuanya spektakuler. Kyoto merupakan tempat yang wajib dikunjungi paling tidak sekali, dan setelah itu cinta akan membawa kembali ke tempat ini. Berikut ini adalah catatan perjalanan selama di Kyoto, berikut adalah hari pertama di Kyoto

6:00 am Stasion Kyoto
Bangunan kontemporer dengan besi dan kaca yang cantik di Stasion Kyoto

Kyoto Tower merupakan salah satu sajian pertama yang modern di Kyoto 
Begitu anda tiba di Kyoto anda disuguhi dengan tipikal kota besar di Tokyo, bangunan modern berkaca dan kerumitan bangunan antara baja dan kaca tersaji. Bukan tidak indah, mungkin ini tidak seperti Kyoto yang biasa dibayangkan dan begitu keluar terlihat Kyoto Tower yang menjulang. Sampai di Kyoto di saat subuh, pertokoan kaca dan bangunan modern seperti yang bisu menyambut. Jarak hostel dekat dengan stasion jadi saya jalan kaki hingga menaruh koper di sana.



Sehabis titip koper, saya menanyakan sarapan ramen di dekat sana. Saya langsung menuju tempat ramen tersebut. Tempatnya kecil dan muat sekitar 20 orang. Walaupun tempat ini di Kyoto yang merupakan tempat wisata, ternyata sang pramusaji cukup terkejut dengan kedatangan orang asing. Pelayananya begitu ramah dan mereka bekerja sangat efisien. Jika dibandingkan dengan tenaga kerja di Indonesia yang banyak santai, mereka bekerja tiada henti. Menerima pesanan, mengantar pesanan, mengisi air minum hingga menjadi kasir dilakukan secara mandiri. Sebuah kerja yang sangat menggagumkan. Ramennya sendiri dengan kuah soyu dan sarapan yang mantap untuk melanjutkan perjalanan.

8:00 am Kuil Higashi Hoganji
Lapangan yang luas dan tenang di Kuil Higashi Hoganji

Karya seni ini dibuat dari tutup botol
Dekat dengan stasion terdapat Kuil Higashi Hoganji. Melewati bangunan beton dan modernitas Kyoto, Kuil Higashi Hoganji merupakan pertemuan pertamanya. Bangunan ini sungguh besar, dengan dinding disekitar kuil. Kuil seungguhnya lebih mirip dengan kastil, namun perbedaanya di sini isinya biksu dan patung para Buddha.

Bangunannya terbuat dari kayu, dan di depan kuil ini kebetulan lagi ada eksibisi. Mereka mengumpulkan tutup botol dan membuat karya seni. Sungguh cantik dan berwarna, gambar seorang biksu yang mirip gurunya Ikyu-san . Masuk ke dalam gedung, terdapat biksu yang sedang membacakan doa ataupun warga yang datang untuk berdoa. Tampaknya sekte Buddha di sini cukup populer dan aktivitas kuuil masih begitu hidup.

Sekte Buddha Tanah Suci percaya dengan memuja Buddha Amitabha atau Amida dalam bahasa Jepang bahwa manusia akan lahir menuju surga sebelah barat. Dalam surga ini, para pemuja yang paling setia dalam menjalankan Dharma akan diberi segala pengetahuan untuk mencapai Nirwana. Jadi dalam agama Buddha setelah surga masih ada Nirwana, kebahagiaan tanpa bentuk. Kompleks yang begitu besar ini ternyata juga terdapat penginapan seperti hotel, dan toko sovenirnya juga besar. Setelah cukup dari sini saya melanjutkan ke arah barat laut kota Kyoto

9:30 Kuil Kitano Tenman-Gu      

Kuil Shinto 

Sekilas mendengar nama Tenman-Gu terbayang topeng dengan hidung panjang bernama Tengu. Kuil ini masih bercorak agama Shinto, menambah nilai misteri dan warna spiritual Jepang. Orang Jepang dengan institusi Shinto masih menerapkan nilai-nilai dinamisme antara manusia dan roh-roh alam dengan nama Kami. Hasil interaksi cantik antara kami dan manusia memberikan sebuah karya seni dan budaya yang begitu indah.

Lapangannya sendiri sangat luas, dan jika datang pada hari tertentu kuil ini juga dijadikan pasar loak. Saya sendiri berasa usaha harmonisasi yang dilakukan orang Jepang ini mirip yang dilakukan dengan Orang Bali. Walaupun dengan kondisi geografis dan historis berbeda saya merasakan kemiripan tersebut. Dan ternyata kuil ini memperingati seorang terpelajar dan seniman sehingga banyak anak muda yang berdoa di sini untuk kelancaran pendidikannya.          


11:00 am Kinkakuji 
Indahnya kuil berlapis emas
Pemandangan alam yang menyatu dengan Kinkakuji
Salah seorang biksu terobsesi dengan Kinkakuji dan menjadi gila, lalu membakar sebuah menara emas terindah di Jepang. Kadang sesuatu yang begitu cantik bisa membakar obsesi seseorang, kali ini saya berkesempatan untuk melihat menara Kinkakuji dan berharap tidak menjadi gila.

Kinkakuji merupakan sebuah ironi yang awalnya dibangun oleh kaisar yang pensiun dan hidup menjadi seorang biksu. Seorang biksu namun masih membawa sifat kemewahan kaisar, sehingga tempat tinggalnya bertingkat tingga, atapnya berlapiskan perunggu dan dindingnya dilapisi dengan emas. Terletak di tengah kolam dengan latar belakang gunung, pokoknya sungguh luar biasa indah. Ketika masuk kompleks kita akan melewati kebun zen dan ketika melihat langsung tertegun.

12:00 am Ryoanji
Kontempelasi di kesempurnaan Ryoanji
Ryoan Ji merupakan sebuah misteri, sebuah teka-teki yang kita semua ingin jawab. Ryoan Ji merupakan sebuah kuil dengan filosofi tingkat tinggi dengan kebun batu  dan kerikil sebagai sajian utamanya. Kebun batu itu hanya terdiri dari batu, kerikil lalu ditempatan secara hati-hati lalu disebar dengan garpu. Tempat ini merupakan contoh dari kebun batu yang paling terkenal di Jepang, begitu banyak pujian mengenai tempat ini.

Kuil ini termasuk kecil dan begitu ramai dan berdesakan. Begitu melihat kebun batu ini, saya kedapatan yang namanya bingung. Begitu terkenal dan ramai, dan begitu melihat saya tidak mengerti. Karena sudah jauh-jauh ke sini, saya lumayan lama duduk dan mengamati kebun batu ini. Jujur saja saya tidak mengerti dengan keindahannya yang timbul pertanyaan kenapa Ryoan Ji bisa begitu terkenal. Mungkin ini trik para biksu saja supaya kita duduk sejenak tanpa bisa berpikir lebih jauh lagi, sehingga membuat saya merasakan sedikit dari Zen moment: duduk terdiam dengan pikiran kosong!

13:00 pm Daikakuji
Kuil tempat dipujanya Buddha Amida dan tertulis orang-orang yang telah berkontribusi terhadap kuil ini.
Bangunan ini dicat warna merah untuk mengusir roh-roh jahat.
Daikakuji ini biasanya jarang dikunjungi bagi pelancong, namun entah mengapa saya bisa sampai ke tempat ini.Kebetulan bis yang saya tumpangi salah jalur, bukannya balik ke tengah kota malah menjauhi sampai stop terakhir di Daikakuji. Mengunjungi kuil ini tidak banyak wisatawan, sehingga justru bisa lebih menikmati dan kontemplatif saat mengunjungi kuil yang besar ini.

Kuil ini memiliki luas yang besar dan terdapat beberapa spot menarik.Disini dipenuhi dengan lukisan berlapiskan emas yang begitu cantik. Lukisan Jepang tidak memberi kesan mewah namun dalam kesederhanaannya dibuat dengan semangat kesempurnaan. Lalu ditengah kuil terdapat kolam yang dinamakan Kolam Osawa yang biasa sebagai tempat kaisar melihat pancaran sinar rembulan.

Selalu terngiang dan terkesan dengan sutra hati atau prajnaparamita ternyata tempat ini tempat penyimpan sutra tersebut yang ditulis oleh kaisar dari 1300 tahun yang lalu. Ketika jaman tersebut Jepang mengalami banyak wabah, setelah sang kaisar menuliskan sutra tersebut konon wabah tersebut juga lenyap.Sutra itu tersimpan rapat dan dibuka hanya 60 tahun sekali, dan bisa dilihat tahun 2018. Mungkin jodoh akan membawa saya kembali ke sini.


15:30 pm International Manga Museum
Anak-anak, tua dan muda semua membaca komik
Setelah berkelana melewati jaman-jaman kuno di Kyoto saya kembali ke pusat kebudayaan abad 21 yaitu museum komik! Terletak di downtown Kyoto, suasana tradisional telah berubah wajah dengan suasana nasional. Suasana di museum ini begitu ramai, ternyata minat masyarakat Jepang dengan manga itu sudah mendarah daging. Tidak hanya anak-anak atau anak muda, ternyata manga juga dibaca oleh dewasa bahkan kakek-kakek.

Di sini kita dibawa pada asal mula komik yang ternyata telah terbit dari 1874. Semenjak itu, komik Jepang telah menjadi ikon dan pengenalan budaya Jepang pada dunia. Pemerintah Jepang juga menyadari akan kehebatan manga dan anime sehingga mereka memutuskan untuk melestarikan dan membagikan produk itu kepada masyarakat. Sesungguhnya museum ini lebih mirip perpustakaan komik. Anda bisa membaca komik dari jaman Ozamu Tesuka sampai dengan Naruto. Di sini kita bisa benar-benar melihat kegilaan orang Jepang pada komik, dan menjadi bagian dari penggila baca itu sungguh menyenangkan. Biasanya kalau di Indonesia, saya sebagai penggemar baca hanya jadi minoritas tetapi di Jepang itu sudah menjadi bagian dari kehidupan.

17:00 pm Downtown Kyoto
Bangunan dengan kombinasi Eropa dan Jepang ini telah menjadi pusat kuliner dan berkumpulnya orang Jepang 
Malamnya saya habiskan waktu di distrik Downtown Kyoto.  Bangunannya sendiri sudah bergaya barat yang juga dicampur oleh unsur lokal. Beberapa bangunan yang cukup lama juga terjaga dan memiliki kecantikannya sendiri. Saya melihat warga Kyoto yang makan malam, berbelanja dan mejeng di sini. Tidak sesuai gambaran saya dimana warga Jepang begitu bebas bergaya cosplay ternyata mereka adalah warga dengan pakaian yang sangat sopan dan dengan warna agak gelap. Pada malam itu saya pergi ke supermarket dan merupakan sebuah hal yang menyenangkan juga. Saya disodori oleh makanan sample lalu juga diberi hormat, seneng banget kan bisa mencoba berbagai macam makanan gratis lalu diucapkan terima kasih pula!

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer

Agoda